2015-06-22

Ramadan in the home

ramadan in the home

Ramadan adalah bulan dalam kalender hijriah atau kalender islam yang datang 1 tahun sekali. Ramadan bagi orang islam adalah bulan yang dimana kita menahan hawa nafsu baik lapar, haus dan hawa nafsu yang ada dalam diri kita sendiri.

Ramadan bagia saya memiliki kesan - kesan tersendiri. Yang paling berkesan bagi saya adalah ketika saya ramadan di rumah, Saya ramadan dirumah karena memiliki alasan yaitu teman - teman saya pergi pulang kampung ke rumah nenek kakeknya masing - masing. Cerita ini sebenarnya sudah lama, saat saya masih kecil.

Ketika saat saya ramadan di rumah, usia saya saat itu kira - kira baru berusia 13 tahun. Kejadian itu tepat pada hari - hari sebelum lebara, ya sekita 6 hari sebelum lebaran. Saat itu saya mengetahui bahwa teman saya pulang kampung kerumah nenek kakeknya masih - masing. Saat itu saya berpikir "Ya apa boleh buat, terpaksa diam di rumah". Saya padahal lebih suka ramadan bermain bersama teman saya ketimbang saya berdiam diri di rumah, karena saya saat itu memiliki 3 adik yang membuat saya pusing akan tingkah lakunya sewaktu saya di rumah.

Saat mencoba untuk tidak keluar rumah saat ramadan, paginya saya sudah disuguhi dengan tangisan adik saya yang paling kecil yang menangis di ruang TV karena parebut TV dengan adik saya yang nomor 2. Karena tangisan adik saya membuat saya pusing, ya terpaksa saya turun tangan untuk meredakan tangisan adik saya dengan mengganti channel TV yang disukai adik saya yang paling kecil. Karena channelnya saya ganti, adik saya yang nomor 2 menangis. Dalam hati saya berkata "Tangisan satu hilang, muncul tangisan yang lain. Hadeuh". Karena tidak tahan dengan tangisan adik saya yang nomor 2 saya ganti channelnyake channel yang disuka dan membawa adik saya yang paling kecil untuk bermain dengan saya agar keduanya tidak menangis.

Adik saya yang paling kecil saya bawa ke teras rumah. Sebenarnya bingung sih untuk ngajak main apa anak usia dengan umur 2 tahun. Waktu di teras rumah, tak sengaja ada kucing lewat. Adikku melihatnya dan berkata "Tuh meaong, meong" dengan bahasa yang tidak jelas dan agak lucu. Lama kelamaan adik saya pun bosan dan nangis lagi. Yaudah saya bawa ke adik saya yang nomor 1 untuk diajak bermain. Dan beban saya pun ilang untuk mengurus adik saya.

Saya pun langsung pergi ke kamar untuk beristirahat sejenak dengan berbaring di tempat tidur, belum lama berbaring adzan dzuhur pun sudah bekumandang. Lantas saya bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu saya langsung menuju mushola yang terdapat di rumah saya untuk solat. Setelah saya solat ibu saya memanggil dari dapur, langsung saya samperin tuh. Dan ternyata ibu saya menyuruh untuk memotong sayuran. Sementara itu ibu saya langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menuju mushola untuk solat. Sebenarnya saya malas untuk memotong sayuran, tapi apaboleh buat itu perintah dari ibu saya.

Setelah selesai membantu ibu saya, saya langsung menuju kamar untuk tidur. Setelah lumayan lama tidur, saya bangung dan melihat jam dan jam menunjukan pukul 17.00. Saya pun langsung menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudhu, kemudian saya menuju mushola untuk sholat. Selesai solat saya langsung mengambil al - qur'an dan bertadarus sampai kira - kira jam 17.40. Saya langsung menuju dapur untuk mengambil makanan untuk berbuka. Saat itu saya di dapur sementara ibu dan adik - adik saya berada di ruang TV. Waktu saya berada di dapur saya mendengar suara adzan dari TV dan ternyata itu adalah iklan dari energen. Saya disitu hampir tertipu akan suara adzan tersebut. Tak lama kemudian adzan pun bekumandang. Saya dan keluarga saya berbuka dengan pecel + nasi dan ditemani dengan segelas es buah.

Setelah berbuka puasa saya berwudhu dan langsung solat magrib. Setelah itu saya bertadarus sampai adzan isya. Karena teman saya sedang tidak ada ya saya pun malas untuk solat tarawih di mesjid dan memilih menunggu bapak saya pulang kerja untuk solat berjamaah bersama bapak. Ketika saya menunggu saya disuguhkan dengan perkelahian adik saya dan akhirnya pun dipisahkan oleh ibu saya dan saya. Lama menunggu akhirnya bapak saya pulang ketika itu jam menunjukan pukul 20.00. Bapak saya langsung berganti pakaian dan langsung berwudhu lalu menuju ke mushola. Saya pun sholat berjamaag bersama bapak saya dan adik saya yang nomor 1. Mushola saya sebenarnya tidak terlalu luas hanya bisa menampung 2 orang dewasa sementara saya solat bertiga, jadi yang terjadi sayas solat berdempet - dempetan dengan adik saya. Karena bapak saya menjadi imam dan imam otomatis lebih maju jadi bapak saya jadi bapak saya tidak merasakan betapa sempitnya ini. Saya pun terpaksa solat dengan keadaan seperti itu.

Setelah saya menyelesaikan solat isya dan tarawih saya pun lanjut menonton TV sambil tiduran. Lama kelamaan terasa ngantuk juga. Dan akhirnya pun tertidur.

Itulah cerita tentang ramadan di rumah, sebenarnya tidak ada yang unik dari cerita saya ini. Tapi saya hanya menceritakan apa adanya.

Related Posts

Ramadan in the home
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Subscribe articles from the blog is not spam and free

Bekomentarlah sesui topik. Saran, kritik dan referensi anda sangat dihargai oleh saya